Kamu yang muda, mengembaralah
Muda adalah waktu yang tepat untuk mulai bertualang di dunia luar. Seperti tokoh dari Italia, Marcopolo memulai perjalanannya di usianya 23 tahun yang ikut bersama ayah dan pamannya mengarungi samudera untuk berdagang. Kamu muda, punya mimpi, dan berani. Menggembaralah sejauh mungkin. Kamu belum terikat oleh banyak tanggungan yang membebanimu. Kamu ringan dan bebas melangkah melesat seperti elang. Jelajahi tempat-tempat yang akan memberimu banyak pelajaran hidup seperti perjalanan Agustinus Wibowo. Saat ia menjadi seorang mahasiswa di negara China, ia mulai memberanikan diri untuk melihat seperti apa dunia. Agustinus melakukan perjalanannya seorang diri dalam pengembaraannya di Tibet. Ia harus berjalan pincang dengan luka di kaki yang mengharuskan ia menyeret kakinya di tengah malam dalam keadaan badan yang basah kuyub setelah tercebur sungai yang dalam dan berbetu terjal, sungai Kailash. Jarak yang ditempuhnya tidak main-main, 20 kilometer lagi untuk menempuh kota Darchen.
Adapula kisah Ibnu Batuta, seorang tokoh muslim yang melakukan penjelajahan ke seluruh penjuru dunia. Alasannya adalah untuk bertemu dengan orang baru dengan berbagai latar belakang. Dimulai dengan menantang gersangnya gurun pasir yang panas berjarak ratusan kilometer dan bertemu para perompak yang mengancamnya. Sudut demi sudut dunia ia kunjungi untuk mempelajari banyak perbedaan.
Sebuah tempat yang kita sebut rumah
Petualang itu seperti burung merpati. Ratusan kilometer ia tempuh dengan berbagai medan yang berat sekalipun, namun ia pasti akan pulang ke sangkarnya. Tak ada yang salah dengan melangkah ke tempat-tempat jauh, untuk mendapat wawasan baru, atau juga mendapat kenalan baru. Yang perlu diingat, sejauh apa pun kita melangkah, kita punya tempat yang kita sebut “rumah” sebagai tempat untuk pulang.
Belum ada Komentar untuk "Semewah Apapun Gaya Hidup Kita, Kelak Tanahlah Tempat Kita Kembali"
Posting Komentar