TOLONG STOP Jangan Manjakan Anak dengan Gadget. Kisah ini bisa Menjadi Pelajaran untuk para orang tua!
Dan memang terbukti ketika menangis lalu diberi gadget, shafraan langsung mendadak terdiam dan asyik bermain game. Dampak dari penggunaan gadget tersebut mulai terlihat ketika Shafraan memasuki umur 2 tahun dimana ia enggan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Tak hanya ketika berada dengan teman seumurannya, namun juga ketika bermain sendiri dengan mainan yang nyata. Suatu hari bahkan Shafraan hanya terdiam sambil memegang mobilmobilannya. Ia seakan kebingungan untuk menggunakan mainan nyata tersebut karena setiap harinya ia hanya menggunakan ibu jari untuk menggerakkan game yang ada di tablet atau gadget. Tak hanya itu, Shafraan juga kekurangan dalam kosakata dimana anak seumurannya sudah mampu mengucapkan berbagai hal dengan variatif. Tentu saja hal ini membuat waswas wanita yang merupakan ibu dari Shafraan tersebut. ia pun kemudian mendatangi seorang dokter anak untuk melakukan konsultasi dan mengetahui apakah ada alergi atau hal lain yang membuat sang anak sulit untuk berkomunikasi. Ternyata setelah ditelisik, hasilnya menunjukkan bahwa Shafraan kurang melakukan interaksi dengan orangtua ataupun anggota keluarga lainnya sehingga kosakata yang dimiliki sangatlah sedikit. Ia pun merasa menyesal dan berniat untuk membatasi penggunaan gadget untuk anaknya tersebut. Bukan tanpa hambatan, wanita itu justru mengalami berbagai perlakuan sang anak yang mengamuk, menangis, dan melemparkan setiap barang ke arahnya demi bisa mendapatkan gadgetnya kembali. Shafraan pun sangat rewel dan enggan untuk makan. Akhirnya sang ibu kewalahan menghadapi perilaku Shafraan selama 3 hari dan mengembalikan gadgetnya. Benar saja, anaknya pun kembali tenang dan asyik sendiri dengan permainan di tabletnya. Beberapa hari kemudian, sang ibu lantas membawa anaknya melakukan imunisasi ke sebuah rumah sakit dan sekaligus meminta dokter memeriksa aspek motorik anaknya. Ternyata Shafraan masih dianggap normal, hanya saja ia mengidap keterlambatan bicara atau Speech Delay. Bahkan keterlambatannya tersebut berjeda cukup jauh yakni 1 tahun dibandingkan dengan temanteman sebayanya. Dokter pun menganjurkan agar Shafraan mengikuti terapi untuk menstimulasi pembendaharaan kosakatanya. Kini wanita itu semakin tersadar bahwa pemberian gadget dengan maksud untuk memenangkan sang anak hanya akan menjadi tumpukan masalah di kemudian hari. Ia pun merasa bersalah karena tidak ingin capek ataupun repot mengurus anaknya dan menyerahkan segala pendidikan serta kehidupan anaknya kepada sebuah gadget.
Belum ada Komentar untuk "TOLONG STOP Jangan Manjakan Anak dengan Gadget. Kisah ini bisa Menjadi Pelajaran untuk para orang tua!"
Posting Komentar